This post has already been read 762 times!
(Ditulis oleh: FAJAR FITRIANTO, mahasiswa S1 Keperawatan – Universitas Indonesia Maju)
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah serius belakangan ini dan masuk ke dalam sepuluh penyakit kronis tertinggi di Amerika. Umumnya, hipertensi terjadi pada usia lanjut, tetapi penelitian menemukan hipertensi dapat muncul sejak remaja dan prevalensinya meningkat beberapa tahun terakhir. Hipertensi yang tidak disadari pada usia remaja dapat berlanjut hingga usia dewasa dan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal dan penyebab kematian nomor satu di dunia dari tujuh juta penduduk setiap tahun. Kematian akibat penyakit hipertensi memang sering terjadi secara tiba- tiba dan sebagian masyarakat menyebutnya sebagai The Silent Killer, ”Pembunuh diam- diam“. Di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2007, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun keatas dan sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberculosis. Prevalensi dan determinan hipertensi di Kota Bogor menurut Riskesdas 2008 merupakan penyebab kematian tertinggi nomor dua setelah stroke
PENDAHULUAN
Hipertensi berawal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper adalah tekanan yang berlebihan dan tension ialah tensi. Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam kurun waktu yang lama) yang dapat menyebabkan kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seseorang dapat disebut menderita hipertensi jika didapatkan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg (Yeyeh, 2010). Tekanan darah yang selalu tinggi dan tidak diobati atau dicegah sejak dini, maka sangat berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti retinopati, penebalan dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner, pecahnya pembuluh darah, stroke, bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak.
Penderita hipertensi yang tidak rutin mengontrol tekanan darahnya akan muncul komplikasi penyakit yang sangat beresiko bagi kesehatannya jika hanya didiamkan tanpa adanya perawatan yang tepat, adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hipertensi yaitu penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke yang sangat membutuhkan perawatan yang lebih serius lagi. Kedua penyakit tersebut merupakan masalah yang paling tinggi di seluruh dunia. WHO memprediksi bahwa PJK dapat menyebabkan 7,3 juta kematian setiap tahunnya serta stroke juga penyebab kematian di dunia yaitu sekitar 6,2 juta kasus. Sehingga penderita hipertensi sangat perlu melakukan kontrol tekanan darah supaya tidak terjadi komplikasi yang lebih berbahaya dari hipertensi tersebut. Sebagian besar seseorang baru dapat menyadari ketika muncul komplikasi dari hipertensi seperti jantung coroner, stroke, gagal ginjal dan penyakit lainnya yang lebih urgen dari hipertensi (3).
Hubungan riwayat hipertensi keluarga terhadap kejadian hipertensi pada remaja bukan hanya disebabkan pengaruh dari pola hidup orang tua, tetapi juga dapat disebabkan pengaruh genetik. Faktor genetik yang berperan pada kejadian hipertensi dapat diturunkan secara Mendelian atau hipertensi monogenik (monogenic hypertension) dan hipertensi yang dipengaruhi banyak gen (polygenic hypertension). Hipertensi monogenik terjadi karena mutasi gen yang merupakan akibat dari gangguan protein tubuli ginjal yang berperan dalam gangguan transport natrium. Sedangkan hipertensi poligenik disebabkan oleh beberapa gen major dan banyak gen minor. Beberapa gen melibatkan sistem yang berperan pada mekanisme terjadinya hipertensi, yaitu sistem Renin-Angiotensin Aldosterone (RAA), sistem imun, inflamasi, dan G-protein/ signal transduction pathway system. Hubungan antara faktor genetik dengan kejadian hipertensi memberikan hasil yang beragam, karena dipengaruhi berbagai faktor lain seperti ras, latar belakang, dan lingkungan yang berbeda. Hipertensi merupakan penyakit yang dipengaruhi berbagai faktor, sehingga teori hipertensi poligenik dinilai lebih berperan dalam terjadinya hipertensi.
Salah satu pengobatan alternatif yang dapat menjadi pilihan untuk menurunkan tekanan darah adalah terapi herbal. Terapi herbal adalah terapi komplementer menggunakan tumbuhan yang berkhasiat obat. Indonesia dikenal memiliki tumbuhan obat yang sangat banyak. Tumbuhan-tumbuhan tersebut sudah banyak dipakai masyarakat dalam pengobatan hipertensi. Khasiat antihipertensi yang dimiliki herbal tersebut diantaranya adalah kalium, memiliki kandungan antioksidan, memiliki kandungan diuretik, antiadrenergic dan vasodilator. Pada penelitian ini ada beberapa jurnal, yang dijadikan intervensi terapi herbal pada pemberian terapi non farmakologi antara lain yaitu
Tomat nama latinnya adalah Gycopersicum esculentum Mill, dan Mentimun nama latinnya adalah Cucumis Sativus L. pada tomat dan mentimun terdapat kandungan kalium sebagai antidiuretik sehingga dapat mengurangi kadar natrium ke dalam urine oleh ginjal. Pengurangan cairan dalam sirkulasi akan menurunkan tahanan perifer, sehingga dengan sendirinya tekanan darah akan menurun.
Pemberian buah pepaya mengkal dalam buah pepaya yang masih muda mengandung banyak zat-zat kimia yang dapat bermanfaat bagi tubuh, dan paling bermanfaat bagi pembuluh darah. Dimana buah pepaya muda ini mengandung banyak vitamin A, vitamin C, Peptin, enzim papain serta kalium. Vitamin A (βKartena) dan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang sangat bagus dalam mencegah serta memperbaiki kerusakan pembuluh darah akibat dari aktivitas molekul radikal bebas.
Madu mempunyai manfaat yang baik dalam fungsi peredaran darah dalam tubuh. Selain itu madu mempunyai berperan dalam pelindung pada pembuluh darah kapiler dan aterosklerosis. Madu mengandung antioksidan yang dapat meningkatkan bioavailabilitas nitrit oksida pada tubuh sehingga memicu terjadinya penurunan pada tekanan darah. Sel endothelial mensintesis beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah.
Kesimpulan
Bahwa hipertensi banyak menyerang masyarakat dikarenakan banyak faktor seperti faktor genetika serta pola hidup diri sendiri. Hipertensi menyerang dalam jangka waktu yang panjang. Dari cara [pengobatan non farmakologi yang sudah disebutkan merupakan jenis herbal yang dapat digunakan untuk penderita hipertensi.
terimakasih informasinya