This post has already been read 338 times!
(Ditulis oleh: Hanny Aulia Ramadhani, mahasiswa Universitas Indonesia Maju)
Pandemi menimbulkan stres pada berbagai lapisan masyarakat. Meskipun sejauh ini belum terdapat ulasan sistematis tentang dampak Covid-19 terhadap kesehatan mental, namum sejumlah penelitian terkait pandemi menunjukkan adanya dampak negatif terhadap kesehatan mental penderitanya. Indonesia membutuhkan metode layanan kesehatan mental yang mampu menjangkau masyarakat luas dengan kondisi geografis yang menantang dan populasi penduduk yang besar. Kebutuhan tersebut menjadi semakin mendesak dengan adanya situasi pembatasan fisik di masa pandemi yang dihadapi saat ini. Meningkatnya jumlah kasus kesehatan mental dan keterbatasan ketersediaan sumber daya profesional yang ada tidak cukup memenuhi kebutuhan pelayanan, sehingga menimbulkan kesenjangan kesehatan mental. Meningkatnya kebutuhan pendampingan psikologis pada situasi khusus saat ini menjadi tantangan bagi penyedia layanan.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat di era digital ini menjadi peluang untuk mengoptimalkan integrasi pelayanan kesehatan mental dan teknologi, dapat menjadi salah satu solusi alternatif dalam menjangkau masyarakat yang lebih luas dan meminimalisir kesenjangan yang ada. Penggunaan media telekomunikasi jarak jauh dua arah, memanfaatkan telepon, dan konferensi video dengan memperhatikan prosedur serta etika professional. Implementasi telepsikologi di Indonesia perlu mempertimbangkan beberapa hal, meliputi prosedur dan etika layanan professional; ketersediaan infrastruktur; kesiapan dan budaya masyarakat; serta juga kemampuan psikolog sebagai penyedia layanan ini.
Teknologi Kesehatan Pelayan Kesehatan Mental
Pada perkembangan teknologi kesehatan saat ini yang mendukung kesehatan mental masyarakat bisa ditemukan di beberapa platform, salah satunya seperti aplikasi Halodoc merupakan ekosistem layanan kesehatan terpadu dan integrasi. Yang memungkinkan pengguna aplikasi mendapatkan akses layanan kesehatan secara mudah, salah satunya layanan kesehatan mental dimana pengguna dapat langsung terhubung dalam jaringan dengan dokter spesialis yang akan memberikan pelayanan.
Adapun pemerintah meluncurkan layanan SEJIWA sebagai bentuk respon pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan mental masyarakat di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, tidak hanya kesehatan fisik, tetapi pandemi Covid-19 juga membawa implikasi yang besar terhadap kondisi psikologis masyarakat (Kemenpppa, 2021).
Layanan psikologi bisa diakses melalui telepon ke nomor 119 ekstensi 8 ditujukan untuk membantu penanganan kesehatan jiwa selama pandemic Covid-19 juga memperhatikan perlindungan data pribadi. Melalui layanan tersebut, masyarakat dapat memperoleh edukasi, konsultasi, dan pendampingan psikologi (Kominfo, 2020).
Layanan SEJIWA tentunya perlu terus didukung, dikawal, dimonitor, dan dievaluasi demi peningkatan kualitas yang berkelanjutan. Dalam hal ini sinergi dari pilar-pilar pembangunan tentunya sangat dibutuhkan. Terutama dari kalangan akademisi untuk terus mengembangkan layanan, dengan memajukan riset, terlibat dalam perumusan-perumusan strategi, dan pada akhirnya bisa mentransformasikan ranah ilmiah menuju pemanfaatan (Kemenppa, 2021).
Pandemi Covid-19 merupakan bencana non alam yang dapat memberikan dampak pada kondisi kesehatan jiwa dan psikososial setiap orang. Kondisi mental yang sehat pada setiap individu berbeda artinya bahwa kondisi inilah yang semakin membuat urgensi pembahasan kesehatan mental terutama dimasa pandemi Covid-19 yang mengarah kepada bagaimana memberdayakan individu, keluarga, maupun komunitas dalam menjaga kesehatan mental dalam menghadapi perubahan kehidupan sehari-hari di masa pandemi Covid-19. Dengan berkembangnya teknologi kesehatan pada saat ini, pelayan kesahatan mental dengan mudah bisa didapatkan oleh seluruh masyarakat melalui telepsikologi yang telah dioptimalkan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat menjaga kesehatan mental dalam menghadapi pandemic Covid-19.
Informasinya sangat bermanfaat
Informasinya sangat bermanfaat