This post has already been read 336 times!
(Ditulis oleh : RAHMA DATI BADILLAH, mahasiswa Prodi S1 Keperawatan – Universitas Indonesia Maju)
Kopi di era sekarang menjadi gemaran bagi banyak orang, rasanya enak dan banyak orang minum kopi bertujuan untuk membuatnya lebih fokus dalam menjalankan aktivitas agar lebih bersemangat juga. Nah, bagaimana yang meminum kopi setelah minum obat? Apakah berbahaya bagi kesehatan? Mari kita simak!
Minum Obat setelah Minum Kopi, Apa Boleh?
Kopi terkenal luas sebagai salah satu minuman yang tinggi kafein. Kandungannya bisa membuat Anda terjaga dan meningkatkan fokus. Hanya saja, kafein di dalam kopi ternyata mempunyai reaksi pada beberapa jenis obat. Sebagai contoh obat yang bereaksi, obat berjenis efedrin dan phenylpropanolamine yang dikonsumsi untuk mengatasi flu atau hidung tersumbat akan mengalami bereaksi jika terpapar kafein. Jenis obat lain yang juga bisa mengalami reaksi setelah terpapar kafein adalah obat theophylline yang digunakan untuk mengatasi asma, obat antidepresan, obat antipsikotik, sejenis antibiotik bernama kuinolon, serta pil KB. Meminum kopi setelah minum obat obatan ada kemungkinan akan mengalami efek samping yang bahaya bagi Kesehatan. Terlepas dari itu apakah boleh minum obat setelah minum kopi, yang terbaik adalah mengikuti anjuran dan pantangan dari dokter.
Bahaya Minum Kopi setelah Minum Obat, sebenarnya minum kopi setelah mengkonsumsi obat tertentu, kemungkinan akan mengalami efek yang berbahaya bagi kesehatan. Berikut bahaya yang terjadi:
- Mengganggu penyerapan obat Minum kopi sehabis minum obat dapat mengganggu proses penyerapan obat. Ini karena kandungan tanin, merupakan senyawa yang dapat mengikat obat dan menghentikan tubuh menyerapnya secara efektif. Efek tersebut pada akhirnya menghambat obat yang diperlukan tubuh untuk penyembuhan menjadi tidak efektif. Interaksi ini hanya akan terjadi apabila minum kopi dalam waktu 1-2 jam sehabis minum obat.
- Mengganggu kesehatan jantung Efedrin adalah obat stimulan yang mempercepat sistem saraf. Obat ini digunakan dalam dekongestan dan sebagai bronkodilator untuk mengobati masalah pernapasan. Obat ini juga digunakan untuk mengobati tekanan darah rendah, narkolepsi, dan masalah menstruasi. Kafein dalam kopi juga menjadi stimulan, sehingga apabila minum kopi setelah minum obat efedrin bisa sangat berisiko. Menurut pakar kesehatan, sebaiknya Anda tidak minum kopi sehabis minum obat karena dapat menyebabkan jantung berdebar, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, atau kejang. Obat theophylline juga dapat menyebabkan mual dan jantung berdebar jika mengkonsumsinya berbarengan dengan minum kopi. Theophylline adalah obat untuk mengobati asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit lain yang ditandai dengan gejala sesak napas dan mengi. Obat tersebut adalah xanthine, yang bekerja dengan mengendurkan otot, membuka saluran napas, dan memperbaiki respons paru-paru terhadap iritasi.
- Gangguan pembekuan darah Obat antikoagulan digunakan untuk memperlambat pembekuan darah. Obat ini termasuk aspirin, clopidogrel, ibuprofen, naproxen, dan enoxaparin. Pakar kesehatan menganjurkan agar berhati-hati saat minum obat setelah minum kopi yang mengandung kafein, karena dapat memperlambat pembekuan darah. Minum obat-obatan ini berbarengan dengan asupan kafein dapat meningkatkan kemungkinan pendarahan dan memar yang berlebihan.
- Memperburuk efek samping obat Minum kopi sehabis minum obat agonis adrenergik beta dapat menyebabkan atau memperburuk efek samping dari obat ini. Agonis adrenergik beta adalah obat yang digunakan untuk mengobati asma. Golongan obat ini termasuk albuterol, metaproterenol, dan isoproterenol. Obat-obatan ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot di sekitar saluran udara. Obat agonis adrenergik beta dapat menyebabkan efek samping, termasuk kecemasan, tremor, jantung berdebar-debar, atau peningkatan detak jantung.
- Keracunan kafein Minum kopi sehabis minum obat juga bisa menyebabkan keracunan kafein. Kondisi ini dapat terjadi apabila Anda mengonsumsi obat yang juga mengandung kafein. Ketika minum kopi sehabis minum obat tersebut, asupan kafein maka akan meningkat yang mungkin dapat menimbulkan efek samping berbahaya. Pastikan Anda selalu membaca kandungan obat pada kemasan obatnya untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Waktu yang Dianjurkan Minum Obat Setelah Minum Kopi Pakar kesehatan mungkin menganjurkan Anda untuk menunggu sekitar 2 hingga 3 jam sesudah minum obat jika ingin mengkonsumsi kopi. Hanya saja, jika waktu sudah sangat malam, sebaiknya Anda tidak minum kopi agar tidak mudah mengalami masalah susah tidur.
- Detak jantung tidak normal (aritmia). Sebaiknya, hindari kebiasaan minum kopi berbarengan dengan minum obat. Hal ini bisa menjadi senjata makan tuan bagi kesehatan Anda. Efek melek yang Anda rasakan setelah minum kopi didapat dari kandungan kafein yang bekerja dengan merangsang kerja otak dan jantung.
- Menurunkan kinerja obat. Khasiat obat akan lebih lama munculnya (bahkan akan kurang manjur) jika Anda minum kopi usai mengonsumsi obat-obatan tertentu. Pasalnya, kafein mengganggu proses penyerapan obat dalam lambung dan usus halus.
Selain menghindari kopi terlebih dahulu, pakar kesehatan juga menyarankan Anda untuk memperhatikan beberapa hal ini agar obat bisa bekerja dengan efektif dan masalah kesehatan yang diobati akan sembuh lebih cepat. Hal-hal yang patut diperhatikan saat minum obat:
- Minum obat hanya dengan air putih.
- Sebaiknya minum obat dengan air putih, bukan meminumnya dengan teh, minuman bersoda, atau susu agar kinerja obat bisa maksimal dalam menyembuhkan penyakit.
- Minum obat sesuai aturan. Jika dokter sudah menyarankan mengkonsumsi obat sesuai dengan resep atau aturan minum yang jelas, maka Anda harus mematuhinya, bukan meminumnya sesuka hati.
Jika Anda hanya meminumnya dua kali meski aturannya tiga kali sehari bisa jadi obat ini justru tidak mampu menyembuhkan atau bahkan menyebabkan efek samping. Konsumsi obat hingga habis sesuai anjuran. Ketika sudah merasa sembuh, banyak orang yang tidak menghabiskan obat sebagaimana anjuran, terutama antibiotik. Padahal, hal ini bisa membuat proses pemulihan tubuh tidak berjalan dengan baik dan bisa jadi penyakit akan kembali memburuk.