- Education

Edukasi Kesehatan tentang Anemia

This post has already been read 1671 times!

(Ditulis oleh SINTA NURAINI, mahasiswi S1 Keperawatan Univ. Indonesia Maju)

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal (hipoksemia). Anemia juga bisa terjadi karena gangguan darah yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang rendah atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi yaitu: 1) Produksi sel darah merah yang kurang; 2) Kehilangan darah secara berlebihan; dan 3) Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat. 

Dampak anemia bagi pelajar yaitu penurunan imunitas, penurunan konsentrasi, penurunan prestasi belajar, penurunan kebugaran dan produktivitas, menghambat tumbuh kembang. Gaya hidup yang menyebabkan anemia pada remaja yaitu malnutrisi. Malnutrisi adalah faktor risiko utama anemia, diikuti dengan diet tidak sehat dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan yang dapat merusak hati, perut, dan ginjal, yang menyebabkan anemia.

Apa Gejala Anemia?

Gejala anemia bergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia. Gejala kurang darah muncul sebagai akibat berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan sehingga gejala anemia dapat muncul pada berbagai sistem/ organ di dalam tubuh. Gejala yang timbul akibat anemia yaitu lemas dan cepat lelah, sakit kepala dan pusing, kulit terlihat pucat atau kekuningan, detak jantung tidak teratur, napas pendek, nyeri dada, dingin di tangan dan kaki. Salah satu faktor terjadinya anemia yaitu karena kekurangan asupan gizi.

Jenis-Jenis Anemia 

Anemia dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu; anemia akibat perdarahan, anemia gizi (anemia defisiensi besi, anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12), anemia pada penyakit kronik (anemia pada infeksi HIV, pada penyakit rematik, anemia pada keganasan dan lain-lain), anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia sel sabit (sickle cell anemia), thalasemia, anemia akibat kegagalan produksi sel darah merah di sumsum tulang.

Faktor-Faktor Penyebab Anemia

  • Diet/ makanan yang tidak seimbang (rendah zat besi, vitamin B12 dan asam folat).
  • Menderita gangguan pencernaan yang menyebabkan gangguan penyerapan zat gizi dari makanan.
  • Kehilangan darah akibat operasi, cedera/ kecelakaan, perdarahan melalui kulit, mukosa, saluran cerna, saluran  kemih dan perdarahan dari alat genital.
  • Menderita penyakit infeksi/ radang kronik, seperti penyakit ginjal, kanker, diabetes, penyakit rematik, infeksi HIV/ AIDS, lupus, penyakit radang usus, penyakit hati, penyakit jantung, penyakit tiroid/ gondok, menderita keganasan/ kanker baik kanker darah atau kanker lain.
  • Memiliki riwayat keluarga yang menderita anemia akibat kelainan genetik seperti talasemia.

Pencegahan Anemia

  • Dengan mengkonsumsi makanan kaya akan zat besi seperti; telur, sayuran hijau dan sereal.
  • Makan makanan yang mengandung Vitamin B12 seperti; Ati ampela ayam, ikan, daging dan susu.
  • Konsumsi makanan yang mengandung asa folat seperti; Buah jeruk, roti, nasi dan pasta.

Akibat dan Bahaya Anemia

  • Akibat pada sistem saraf: anemia menimbulkan rasa pusing, sakit kepala, gangguan keseimbangan, rasa kesemutan, dan pada anemia yang berat dapat menimbulkan penurunan kesadaran sampai terjadi kematian.
  • Akibat pada sistem jantung dan pembuluh: anemia menyebabkan hipotensi postural, denyut nadi meningkat lebih cepat dan pada keadaan anemia berat dapat menimbulkan gagal jantung.
  • Akibat pada sistem pernafasan: anemia menyebabkan sesak baik pada waktu beraktifitas, dan pada keadan anemia berat sesak juga dapat timbul pada saat istirahat.
  • Akibat pada sistem pencernaan: anemia dapat memberikan gejala gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah.
  • Akibat pada sistem otot: anemia menyebabkan rasa lemah, lelah, letih, lesu serta kram otot karena gangguan pasokan oksigen ke otot. Hal ini membuat kita seakan tidak mampu atau tidak bersemangat untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk melakukan pekerjaan yang ringan
  • Akibat pada kuku dan kulit: anemia dapat menyebabkan kulit menjadi pucat dan kuku menjadi rapuh
  • Akibat pada sistem kekebalan tubuh: anemia menurunkan daya tahan tubuh sehingga seorang penderita anemia juga cenderung lebih sering menderita infeksi dibandingkan orang normal.

Diagnosis Anemia

Tes yang dilakukan untuk diagnosis anemia yaitu dengan melakukan hitung darah lengkap. Melalui tes darah, mengukur kadar zat besi, apusan darah dan diferensial, hitung retikulosit, hematokrit, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal, pemeriksaan penunjang anemia lainnya. Tujuan dari tes tersebut adalah untuk mengetahui penyebab dari anemia. Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari penyebab anemia, seperti:

  • Endoskopi, guna melihat apakah lambung atau usus mengalami perdarahan
  • USG panggul, guna mengetahui penyebab gangguan menstruasi yang menimbulkan anemia
  • Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, guna mengetahui kadar, bentuk, serta tingkat kematangan sel darah dari ‘pabriknya’ langsung
  • Pemeriksaan sampel cairan ketuban saat kehamilan guna mengetahui kemungkinan janin menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia.
  • Rekomendasi obat penambah darah yang paling umum untuk mengatasi kondisi anemia adalah suplemen zat besi, asam folat, atau vitamin B12. Obat-obatan ini aman dikonsumsi bila sesuai dengan aturan pakai atau anjuran dokter.

3 thoughts on “Edukasi Kesehatan tentang Anemia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *