This post has already been read 381 times!
(Ditulis oleh Lutfia Caesar Hanun, mahasiswi S1 Kebidanan Universitas Indonesia Maju)
Prevalensi COVID-19 terus mengalami peningkatan sejak ditetapkan menjadi pandemi oleh World Health Organization (WHO). Indonesia mengalami gelombang kedua dengan puncak terjadi pada tanggal bulan Juli 2021 dengan jumlah kasus positif harian sebesar 56.757 kasus. Kasus positif harian di Indonesia mulai mengalami penurunan pada Bulan Oktober 2021 dengan jumlah sebesar 723 kasus. Virus SARS CoV-2 atau COVID-19 ini tidak hanya menyerang pada orang dewasa, tetapi anak- anak juga berisiko tinggi terjangkit COVID-19 dan menjadi salah satu penyebab kematian. Tercatat hingga saat ini, jumlah anak-anak yang terkonfirmasi positif sebesar 2,9% dari total kasus positif atau sebesar 123.033 kasus dan angka kematian anak- anak yang disebabkan oleh COVID-19 sebesar 0,5% dari total angka kematian atau sebesar 717 kematian.
Anak-anak termasuk bayi dapat terinfeksi dan menularkan virus kepada orang lain. Tingkat risiko pada anak-anak menjadi penyakit yang lebih parah jauh lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Namun, kemungkinan terjadinya kematian pada pasien anak lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan sistem imun pada anak belum terbentuk dengan sempurna. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Zukmadini et al, anak-anak termasuk dalam kelompok yang rentan terjangkit COVID-19 dikarenakan kemampuan sistem imun yang masih kurang sempurna. Selain itu, anak-anak juga belum bisa mendapatkan vaksinasi karena belum terdapat kebijakan dari WHO, penelitian terkait vaksinasi COVID-19 pada bayi, serta dosis vaksin yang terbatas baru diperuntukkan bagi kelompok prioritas yang rentan.
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif menimbulkan Efek Imunostimulan bagi Anak
Keseluruhan artikel sepakat menyatakan bahwa ASI mengandung tinggi IgG dan IgA yang menimbulkan efek imunostimulan bagi anak khususnya usia 0-2 tahun. Hasil studi juga melaporkan bahwa Ibu menyusui yang telah mendapat dosis kedua vaksinasi Sars-Cov-2 dengan beragam jenis vaksin Sars-Cov-2 memiliki kandungan IgG dan IgA pada ASI lebih tinggi dibanding tidak vaksin atau dosis pertama. Selain terjadi pada Ibu menyusui tanpa infeksi Sars-Cov-2, ditemukan pula dalam konsentrasi yang tinggi antibodi pada ASI Ibu menyusui baik suspek maupun terkonfirmasi positif Sars-Cov-2.
Peningkatan kadar antibodi IgG dan IgA spesifik SARS-CoV-2 secara signifikan terjadi dalam rentang waktu beragam mulai dari tujuh hari paska vaksinasi dosis kedua sampai 30 hari pertama. Namun demikian konsentrasinya menurun sampai bulan ke empat selanjutnya meningkat kembali pada bulan ke lima. Konsentrasi IgA dan IgG baik dalam ASI maupun serum secara umum rendah atau menurun pada vaksinasi dosis pertama. Akan tetapi jumlah tersebut tidak sampai tahap nol/ habis. Jumlahnya meningkat setelah vaksinasi dosis kedua.
Pertumbuhan dan perkembangan sistem imunitas pada bayi dan anak-anak belum berkembang maksimal seperti pada orang dewasa. Situasi tersebut diperparah dengan belum tersedianya vaksin Sars-Cov-2 bagi anak 0-2 tahun. Situasi pandemi Covid-19 menuntut anak – anak untuk meningkatkan sistem imunitasnya. Oleh karena itu diperlukan imun Booster yang aman digunakan oleh anak-anak dalam peningkatan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Salah satu makanan anak 0-2 tahun adalah ASI.
Berbagai studi menyatakan bahwa ASI merupakan imun Booster aman dibandingkan intervensi obat, karena tidak memiliki efek samping terhadap pemberiannya. Pemberian ASI pada anak usia 0-2 tahun sangat penting karena ASI mengandung banyak zat kekebalan (aktif dan pasif) sehingga dapat dijadikan sebagai imun booster usia 0-2 tahun. Terjadi peningkatan konsentrasi IgA dan IgG antara ibu terkonfirmasi COVID-19 dan ibu yang sudah vaksin dosis kedua. Selain itu ASI tidak memiliki efek samping. Berdasarkan hasil literature review tersebut disarankan bagi ibu menyusui baik terkonfirmasi positif SARS COV 2 maupun yang tidak, sebaiknya tetap memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan dan melanjutkan menyusui sampai usia 24 bulan untuk mendapatkan efek imunostimulan yang lebih baik.
Wahh masyaAllah tulisannya bagus sekali..semangat mengASIhi..semoga anak2 kita selalu dalam lindungan tuhan.aamiin..