This post has already been read 820 times!
(Ditulis oleh Vira Nur Andini, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Indonesia Maju)
Broken home merupakan situasi atau kondisi keluarga yang tidak harmonis. Broken home terjadi karena
kondisi keluarga yang tidak lagi utuh karena perceraian atau salah satu orang tua meninggal. Selain itu
kondisi broken home bisa timbul karena keluarga mengalami konflik, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kurangnya keperdulian terhadap keluarga, hingga berakhir dengan perceraian.
Perceraian Penyebab Anak Broken Home?
Saat orang tua berpisah, anak sering disebut menjadi korban. Anak broken home biasanya memiliki sifat
yang berbeda dari yang lain khususnya yang memiliki keluarga utuh. Menurut jurnal The Linacare
Quarterly menyebutkan perceraian atau perpisahan orang tua dapat berimbas pada kehidupan
keluarga, ekonomi dan juga sosial. Kondisi orang tua yang berpisah karena perceraian, penuh
konflik, atau kondisi broken home lainnya berpengaruh terhadap kesehatan mental atau psikologis
anak. Apalagi untuk anak yang masih berada di usia sekolah atau usia remaja.
Kondisi yang Dialami Anak Broken Home
Penelitian mengungkapkan dampak psikologis akibat keluarga yang broken home bisa terbawa sampai
mereka tumbuh dewasa. Nah,agar lebih mengerti berikut kondisi anak broken home yang perlu diketahui
1. Rasa Malu
Rasa malu, rendah diri, dan kurangnya keterampilan sosial adalah masalah bagi banyak anak korban
broken home, ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang terjebak di tengah perceraian yang berantakan. Biasanya anak tersebut takut akan mendapat respon negatif dari orang lain sehingga
membuatnya sulit percaya terhadap orang lain.
2. Kurang Percaya Diri
Kurangnya percaya diri dan perasaan malu berjalan hampir beriringan, karena rasa malu dan kurang
percaya diri anak lebih suka menyendiri dan menarik diri dari hubungan sosial.
3. Depresi
Depresi yang parah adalah gangguan kesehatan mental yang serius dan dapat menyebabkan banyak
efek lain. Perceraian dan keluarga broken home dapat menyebabkan efek traumatis mendalam pada
anak.
4. Pikiran Bunuh Diri
Ini adalah dampak serius yang pastinya semua orang tua tidak inginkan. Kasusnya memang tergolong
langka, pikiran bunuh diri muncul karena depresi anak-anak yang merasa segala hal dalam hidup mereka
mengalami penurunan, situasi yang tidak dapat mereka bayangkan menjadi lebih baik.
5. Performa Akademik
Keluarga broken home pada anak usia sekolah biasa berdampak negatif pada performa anak di bidang
akademik. Proses belajar mereka jadi susah fokus karena masalah yang mereka hadapi di rumah. Kondisi tersebut tentu saja akan berpengaruh negatif terhadap kehidupan sehari-hari anak, dan jika tidak
dihentikan sejak awal maka akan membuat anak hidup dalam traumatis masa lalu.
Menghadapi anak yang mengalami situasi traumatis seperti itu bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan sebagai adaptasi anak.
Hal yang Bisa Dilakukan Orang Tua dan Anak Broken Home
Diantara yang dapat dilakukan agar kondisi atau resiko yang dapat terjadi pada anak broken home tidak terjadi dan berlanjut, yaitu: 1) Berkomunikasi dengan anak, jangan berusaha menutupi situasi yang sedang terjadi dan lakukan komunikasi kepada anak dengan sesekali meminta pendapat dari anak. Ekspresikan perasaan orang tua terhadap anak-anak dan biarkan juga anak mengungkapkan perasaan dan keluh-kesahnya terhadap orang tua; 2) Bantu anak menemukan hobinya, karena hobi adalah cara yang bagus untuk mengalihkan pikiran anak dari perpisahan orang tua. Dengan begitu anak akan mempunyai kesibukan lain dan mempunyai semangat untuk menjalani hari; 3) Buatlah situasi rumah senyaman mungkin, jangan biarkan anak lebih senang di luar rumah karena hal tersebut dapat membuat jarak antara anak dan orang tua menjadi renggang. Pastikan anak merasa nyaman saat dirumah dengan
memberi kasih sayang secara tulus dan selalu mendukung hal baik yang dilakukan anak; 4) Jangan berselisih di depan anak, bertengkar atau berselisih di depan anak adalah hal yang dilarang. Ketika anak melihat orang tua bertengkar, ini akan menghancurkan hati memengaruhi anak untuk melakukan ataupun berpikir negatif.
Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan oleh orang tua dan anak broken home adalah mengikuti konseling keluarga dengan psikolog jika muncul masalah pada kesehatan anak, baik gangguan psikologis maupun fisik. Pada dasarnya keluarga merupakan tempat utama untuk melampiaskan rasa senang dan duka seseorang. Sebagai orang tua, pastikan kita selalu berusaha menjadi rumah ternyaman bagi seorang anak, karena sesungguhnya anak tidak dapat memilih siapa orang tuanya, namun kita
sebagai orang tua berhak memberikan yang terbaik bagi anak kita nantinya.
sangat bermanfaat
wahhh sayang menginspiratiff
Terimakasih informasinyaa
Terimakasih sngat bermanfaat sekali…
gmnaa rasanya jadi anak broken home?
tugas kuliahnyaa keren
makasihh sangat terbantu
realete bgt
bagus
sehat trus kak makasih yaa
sangat realete
Banyak anak yang mulai kehilangan rumahnya, maka bagi orang tua jadilah rumah ternyaman bagi para anak anaknya:)